“Dan janganlah kamu membunuh
anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada
mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang
besar.”
Surat al-isra ayat 31 ini
menggambarkan zaman jahiliyah yang amat bengis dan kejam. Di zaman jahiliyah
salah satu kebiasaan mereka adalah membunuh anak – anak mereka sendiri karna di
khawatirkan akan menjadi miskin. Orang sering menyebut masa kita saat ini
dengan istilah zaman modern atau zaman globalisasi, yang penuh dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, zaman yang penuh dengan
kemudahan-kemudahan, zaman dengan informasi tercepat. Tentu hal yang kita
rasakan sekarang ini tidaklah ada pada abad ke 15 dahulu pada saat nabi
Muhammad SAW diutus menjadi Rasul, masa di mana teknologi modern belum dikenal,
internet untuk percepatan informasi belum dikenal, perkembangan ilmu
pengetahuan masih sangat terbatas dan minim, masa yang disebut dengan masa jahiliyah.
Sekarang lihatlah apakah memang kita kembali kejaman itu, jaman yang penuh
dengan kenistaan yang tidak mempunyai akhlak, pedoman hidup, dan
keimanan. Ya Tuhan apakah benar memang seperti ini keadaanya. Banyak
pemberitaan dimana-dimana tindakan kekerasan, pembunuhan, pemerkosaan,
pemalsuan, korupsi dimana-mana, sampai perbudakan pun telah terjadi dizaman
modern sekarang, banyaknya tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan akidah
islam.
Kita lihat berita yang di
kemukakan oleh Bisnis.com, SOREANG – “Karena alasan ekonomi, pasangan
suami istri (pasutri) di Kampung Sukadana RT 6 RW 3 Desa Margamulya Kecamatan
Pangalengan, Kabupaten Bandung, tega menghabisi darah dagingnya sendiri dengan
cara membuangnya di tempat sampah.Kapolsek Pangalengan Kompol Nanang Heru S mengatakan,
pihaknya telah mengamankan sepasang suami istri masing-masing berinisial ES
(32) dan UT (45). Kasus ini berawal dari informasi warga yang menemukan jenazah
bayi laki-laki di tempat sampah."Bayi itu dibuang dalam kardus dan
terbungkus kantong keresek. Setelah melakukan pendalaman, bayi itu diduga hasil
korban pembunuhan dengan cara dibuang," katanya, kepada wartawan, Selasa
(15/4/2014).Beberapa hari setelah mendapatkan informasi mengenai tindakan tidak
manusiawi tersebut, petugas berhasil menangkap seorang wanita berinisial ES
yang diduga merupakan ibu kandung korban. Bersama sang suami UT yang masih
buron (DPO), dia menjalankan aksi jahatnya tersebut. Untuk kasus ini, pihaknya
telah melakukan rekontruksi pembunuhan. Tersangka memperagakan 14 adegan. Dari
hasil rekonstruksi pun diketahui bahwa yang bersangkutan melakukan aksinya itu
secara sadar."Untuk motif sendiri kami simpulkan akibat faktor ekonomi.
Karena suami tersangka merupakan pengangguran sehingga merasa ketakutan untuk
membesarkan putra ketiganya itu," ujarnya. Akibat ulahnya itu, tersangka
dijerat dengan pasal 341 tentang pembunuhan dan Undang-undang Perlindungan Anak
dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara."Tersangka telah kami amankan di
Mapolsek Pangalengan untuk dimintai kererangan lebih lanjut. Termasuk kembali
melakukan pemeriksaan kesehatannya," ujarnya.(k6)” Coba kita renungkan
berita yang di kemukakan oleh bisnis.com, apakah masih pantas di sebut orang
yang berhati nurani tega – teganya membunuh darah dagingnya sendiri di karnakan
factor ekonomi. Padahal Alloh telah berfirman di surat at-tahrim ayat 6 yang
berbunyi “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan”. Jumlah penghitungan pembunuhan secara umum yang di
sebarluaskan oleh Wikipedia.org, ”Masalah
lain pada perbandingan jumlah-jumlah ini adalah sejumlah data bisa saja
mencakup upaya pembunuhan Secara umum, nilai dalam daftar ini seharusnya tidak
mencakup upaya pembunuhan. Hasil penelitian dari Sebuah studi oleh Geneva
Declaration on Armed Violence and Development memperkirakan bahwa terjadi 490.000
pembunuhan sengaja pada tahun 2004. Studi tersebut memperkirakan bahwa tingkat
globalnya adalah 7,6 per 100.000 orang pada tahun 2004. Untuk tahun 2010, UNODC melakukan studi sejenis. UNODC memperkirakan terjadi
468.000 pembunuhan sengaja pada tahun 2010. Tingkat globalnya adalah 6,9 per
100.000 orang”.
Sebagai generasi penerus kita harus
menghentikan moral jahiliyah yang di timbulkan karena factor ekonomi yang bisa
menghalalkan segala cara salah satunya menyetop keturunannya sendiri dengan
cara di buang sampai – sampai di bunuh. Dengan cara memilih pemimpin yang
bijaksana dan yang mengerjakan apa – apa yang telah tertera di Al-qur’an dan
as-sunah. Pemimpin yang akan datang harus pandai mengatur prekonomian Negara
Indonesia ini dengan baik agar tidak ada terjadinya krisis ekonomi di
masyarakat, Allohu akbar!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda. menentukan nasib saya!!