Senin, 22 September 2014

Bangkitnya masa jahiliyah Oleh: M. Arief Rahman



Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.”
Surat al-isra ayat 31 ini menggambarkan zaman jahiliyah yang amat bengis dan kejam. Di zaman jahiliyah salah satu kebiasaan mereka adalah membunuh anak – anak mereka sendiri karna di khawatirkan akan menjadi miskin. Orang sering menyebut masa kita saat ini dengan istilah zaman modern atau zaman globalisasi, yang penuh dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, zaman yang penuh dengan kemudahan-kemudahan, zaman dengan informasi tercepat. Tentu hal yang kita rasakan sekarang ini tidaklah ada pada abad ke 15 dahulu pada saat nabi Muhammad SAW diutus menjadi Rasul, masa di mana teknologi modern belum dikenal, internet untuk percepatan informasi belum dikenal, perkembangan ilmu pengetahuan masih sangat terbatas dan minim, masa yang disebut dengan masa jahiliyah. Sekarang lihatlah apakah memang kita kembali kejaman itu, jaman yang penuh dengan kenistaan yang tidak mempunyai akhlak, pedoman hidup, dan keimanan.  Ya Tuhan apakah benar memang seperti ini keadaanya. Banyak pemberitaan dimana-dimana tindakan kekerasan, pembunuhan, pemerkosaan, pemalsuan, korupsi dimana-mana, sampai perbudakan pun telah terjadi dizaman modern sekarang, banyaknya tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan akidah islam.
Kita lihat berita yang di kemukakan oleh Bisnis.com, SOREANG “Karena alasan ekonomi, pasangan suami istri (pasutri) di Kampung Sukadana RT 6 RW 3 Desa Margamulya Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, tega menghabisi darah dagingnya sendiri dengan cara membuangnya di tempat sampah.Kapolsek Pangalengan Kompol Nanang Heru S mengatakan, pihaknya telah mengamankan sepasang suami istri masing-masing berinisial ES (32) dan UT (45). Kasus ini berawal dari informasi warga yang menemukan jenazah bayi laki-laki di tempat sampah."Bayi itu dibuang dalam kardus dan terbungkus kantong keresek. Setelah melakukan pendalaman, bayi itu diduga hasil korban pembunuhan dengan cara dibuang," katanya, kepada wartawan, Selasa (15/4/2014).Beberapa hari setelah mendapatkan informasi mengenai tindakan tidak manusiawi tersebut, petugas berhasil menangkap seorang wanita berinisial ES yang diduga merupakan ibu kandung korban. Bersama sang suami UT yang masih buron (DPO), dia menjalankan aksi jahatnya tersebut. Untuk kasus ini, pihaknya telah melakukan rekontruksi pembunuhan. Tersangka memperagakan 14 adegan. Dari hasil rekonstruksi pun diketahui bahwa yang bersangkutan melakukan aksinya itu secara sadar."Untuk motif sendiri kami simpulkan akibat faktor ekonomi. Karena suami tersangka merupakan pengangguran sehingga merasa ketakutan untuk membesarkan putra ketiganya itu," ujarnya. Akibat ulahnya itu, tersangka dijerat dengan pasal 341 tentang pembunuhan dan Undang-undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara."Tersangka telah kami amankan di Mapolsek Pangalengan untuk dimintai kererangan lebih lanjut. Termasuk kembali melakukan pemeriksaan kesehatannya," ujarnya.(k6)” Coba kita renungkan berita yang di kemukakan oleh bisnis.com, apakah masih pantas di sebut orang yang berhati nurani tega – teganya membunuh darah dagingnya sendiri di karnakan factor ekonomi. Padahal Alloh telah berfirman di surat at-tahrim ayat 6 yang berbunyi “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. Jumlah penghitungan pembunuhan secara umum yang di sebarluaskan oleh Wikipedia.org, ”Masalah lain pada perbandingan jumlah-jumlah ini adalah sejumlah data bisa saja mencakup upaya pembunuhan Secara umum, nilai dalam daftar ini seharusnya tidak mencakup upaya pembunuhan.  Hasil penelitian dari  Sebuah studi oleh Geneva Declaration on Armed Violence and Development memperkirakan bahwa terjadi 490.000 pembunuhan sengaja pada tahun 2004. Studi tersebut memperkirakan bahwa tingkat globalnya adalah 7,6 per 100.000 orang pada tahun 2004. Untuk tahun 2010, UNODC melakukan studi sejenis. UNODC memperkirakan terjadi 468.000 pembunuhan sengaja pada tahun 2010. Tingkat globalnya adalah 6,9 per 100.000 orang”.
Sebagai generasi penerus kita harus menghentikan moral jahiliyah yang di timbulkan karena factor ekonomi yang bisa menghalalkan segala cara salah satunya menyetop keturunannya sendiri dengan cara di buang sampai – sampai di bunuh. Dengan cara memilih pemimpin yang bijaksana dan yang mengerjakan apa – apa yang telah tertera di Al-qur’an dan as-sunah. Pemimpin yang akan datang harus pandai mengatur prekonomian Negara Indonesia ini dengan baik agar tidak ada terjadinya krisis ekonomi di masyarakat, Allohu akbar!!!!

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda. menentukan nasib saya!!